Dalam keseharian, kamu pasti seringkali menjadi tempat curhat untuk teman atau keluarga. Tapi, apakah kamu pernah menganggap bahwa mendengarkan bukan tugas yang mudah? Mari kita lihat dari sudut pandang terbalik di mana kamu adalah pihak yang sedang meluapkan isi hati. Menurut kamu, lebih nyaman didengarkan dengan seksama dan penuh perhatian atau didengarkan sembari bermain gawai atau melakukan hal lain? Tentu kamu akan memilih pilihan pertama, karena kamu akan lebih merasa dihargai. Namun, pada kenyataannya tidak banyak yang memiliki keterampilan untuk mendengar secara aktif.
Baca juga: Rahasia kunci: Memahami Strategi Penting untuk Lolos Publikasi di Jurnal Sinta
Apa itu Mendengarkan secara Aktif?
Menjadi pendengar yang baik tidak cukup dengan hanya sekadar mendengar. Kamu harus hadir baik secara fisik maupun emosional serta meyakini bahwa tujuan mendengarkan bukanlah untuk memberi nasihat tetapi untuk memberi dukungan serta empati. Penulis asal Amerika, Stephen Covey mengatakan bahwa masalah terbesar komunikasi adalah kita mendengar bukan untuk mengerti tetapi untuk membalas. Kita sering melupakan bahwa mungkin saja kebutuhan yang orang lain perlukan hanyalah kesempatan untuk mengekspresikan perasaannya dan mendapatkan validasi.
Tetapi penting untuk diingat, bahwa dengan tidak membalas bukan berarti kita sebagai yang mendengarkan tidak melakukan apapun. Saat lawan bicara kita sedang mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan, kita perlu memperlihatkan minat dan respon yang sesuai dengan konteks yang mereka ucapkan. Karena dalam sebuah percakapan, terdapat dua tujuan. Yang pertama adalah untuk memahami apa yang orang lain coba untuk komunikasikan dan yang kedua adalah untuk menyampaikan ketertarikan dan kepedulian kepada orang lain. Karena ketika seorang merasa tak didengarkan, maka ia akan berhenti berbagi informasi.
Mendengarkan secara aktif memiliki tiga aspek penting di dalam prosesnya. Apa saja?
- Kognitif: Dalam aspek ini, pendengar diharuskan untuk memperhatikan segala informasi dan memaknainya baik informasi yang bersifat eksplisit ataupun implisit.
- Emosional: Menjadi pendengar yang baik perlu berlatih dalam mengelola emosi yang kemungkinan dapat muncul, seperti rasa bosan atau jengkel. Kita perlu belajar menahan diri dari menginterupsi, menyela dan berasumsi terlalu cepat.
- Perilaku: Mendengarkan secara aktif pada akhirnya bertujuan untuk menyampaikan minat dan pemahaman secara verbal atau non-verbal.
Manfaat Mendengarkan secara Aktif
Seni mendengarkan menjadi seni yang penting karena dengan mempelajari ini kita akan membuka diri untuk mengembangkan aspek di dalam diri, seperti empati, baik dalam kesadaran akan kebutuhan orang lain, lebih peka akan dinamika komunikasi dan menjalin hubungan yang lebih bermakna dengan orang sekitar. Berikut adalah manfaat lainnya dalam mendengarkan secara aktif!
Bagi Pembicara
- Merasa dihargai dan dipahami. Ketika pendengar menunjukkan minatnya kepada apa yang disampaikan, orang yang berbicara akan merasa diakui dan nyaman dalam prosesnya berkomunikasi
- Lebih terbuka untuk berbagi perasaan dan idenya. Karena dengan perasaan nyaman yang ditimbulkan dari pendengar, menciptakan situasi yang membuat pembicara dapat dengan bebas mengungkapkan sesuatu tanpa takut dihakimi.
- Lebih mudah menemukan solusi atas masalahnya. Dengan pendengar yang aktif dalam menyampaikan dukungan, pembicara akan terdorong untuk dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda dan menemukan solusi yang efektif.
Bagi Pendengar
- Meningkatkan hubungan interpersonal. Ketulusan yang ditunjukkan pendengar kepada pembicara akan menciptakan ikatan yang lebih kuat dan positif dalam komunikasi mereka.
- Memperkuat empati dan kasih sayang. Dengan mendengar aktif, pendengar akan lebih memahami emosi yang dirasakan oleh pembicara secara tepat sehingga dari segi emosional, mereka akan semakin dekat.
- Meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah. Dalam mendengar aktif, kita dilatih untuk menangkap informasi secara lengkap dan memaknainya secara tepat serta memilih respon yang sesuai, dengan ini membantu pendengar untuk menemukan solusi yang tepat pula.
Baca juga: Jenuh Belajar Kenali Tanda-tanda Burn Out dan Cara Mengatasinya?
Tips menjadi Pendengar yang Baik
Seperti seni dan keterampilan lainnya, mendengarkan perlu latihan yang berkelanjutan untuk dapat meningkatkan kualitas interaksi interpersonal kita. Bagaimanapun, perubahan kecil dalam cara kita mendengar akan memberikan perbedaan yang besar. Berikut adalah tips untuk kamu!
- Mengulangi kata-kata terakhir pembicara. Teknik ini akan membuat pembicara merasa didengar dan dapat membantu pendengar untuk tetap mengikuti percakapan dengan baik.
- Gunakan gesture. Kamu bisa menunjukkan bahasa tubuh yang dapat meyakinkan pembicara bahwa mereka sedang didengar. Seperti anggukan, menjaga kontak mata, postur tubuh menghadap pembicara dan isyarat lainnya.
- Tanyakan sesuatu jika perlu. Untuk menjadi pendengar yang baik, penting untuk memahami secara benar apa informasi yang disampaikan untuk tau apa respon yang pantas diungkapkan.
- Minimalisir distraksi. Dalam komunikasi terdapat gangguan baik dari eksternal maupun internal. Tentu kita tidak ingin ada gangguan dari luar seperti kebisingan, tetapi penting juga untuk menghindari gangguan internal, seperti multitasking atau tidak fokus
Gimana? Ternyata skill mendengarkan punya dampak yang lebih besar dari yang kita perkirakan ya? Kamu tertarik dalam pengembangan skill seperti di atas? Kabar baik untukmu! Kampusinovatif.id punya banyak kelas peningkatan skill di platformnya. Cek sekarang sebelum kehabisan kuota!
Penulis: Sarah Penyunting: Dwita