Diterbitkan 06 Jun 2024

10 Juta Gen Z Menganggur! Kok Bisa?

Kamu pasti sudah membaca berita yang sedang hangat dibicarakan di jagat maya belakangan ini. BPS atau Badan Pusat Statistik menyatakan terdapat hampir 10 juta anak muda yang tergolong dalam rentang umur 15-24 tahun sedang dalam kondisi menganggur. Kok bisa?

Berita

Pers Kampusinovatif

Kunjungi Profile
145x
Bagikan

Kamu pasti sudah membaca berita yang sedang hangat dibicarakan di jagat maya belakangan ini. Berbagai media sosial dihebohkan atas pertanyaan BPS atau Badan Pusat Statistik yang menyatakan terdapat hampir 10 juta anak muda yang tergolong dalam rentang umur 15-24 tahun sedang dalam kondisi menganggur. Penduduk dengan rentang umur tersebut biasa disebut sebagai generasi Z. Sebenarnya istilah pengangguran secara umum bagi generasi Z kurang tepat, karena menganggur merupakan kondisi di mana individu yang usianya menginjak usia produktif tetapi tidak maksimal terserap di pasar kerja. Kondisi ini lebih tepat disebut dengan NEET atau Not Employment, Education, or Training yang artinya tidak bekerja, tidak sekolah ataupun tidak sedang mengikuti pelatihan. Secara rincian, angka NEET di Indonesia adalah 9,89 juta dari total 44,47 juta jiwa. Lebih mengejutkan lagi, jumlah NEET pada perkotaan lebih tinggi dengan 5,23 juta sedangkan di pedesaan sejumlah 4,65 juta anak muda.

 

Ilustrasi Generasi Z dalam Kategori NEET (Foto: Canva)

 

Mengapa Bisa Terjadi?

Kondisi ini tentu merupakan situasi yang sangat disayangkan. Untuk memperbaiki kondisi tidak ideal seperti ini, langkah awal yang kita perlu ambil adalah untuk mencari tahu akar masalahnya. Sepertinya bukan generasi Z sendiri yang menyebabkan hal ini terjadi. Lantas apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi? Simak di bawah!

1. Salah jurusan

Banyak dari mahasiswa ataupun siswa yang merasa tidak minat atas apa yang mereka pelajari di sekolah atau universitas atau salah jurusan, hal ini akan berdampak saat mereka lulus. Selain minat bakat, yang harus dipertimbangkan saat memilih jurusan adalah pilih yang memiliki banyak prospek di industri. Jika kamu memilih sesuatu yang skill atau ilmunya tidak banyak dibutuhkan di dunia kerja maka periode menganggur kamu akan semakin lama. Penting juga memperhatikan keterampilan yang sudah terlalu banyak dimiliki orang, kamu perlu riset mana industri yang memerlukan SDM tetapi jarang yang mempelajari untuk berkarir di sana. Rata-rata waktu yang dibutuhkan seorang fresh graduate untuk mencari pekerjaan kurang lebih adalah selama 6 bulan, jika salah jurusan maka periode pencarian ini akan menjadi lebih lama kurang lebih 1-2 tahun.

 

Baca juga: 9 Jurusan Sepi Peminat dengan Prospek Menjanjikan

 

2. Biaya

Banyak dari siswa SMA yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi karena alasan biaya. Hal ini juga menjadi faktor banyak yang tidak dapat mengakses pelatihan karena biayanya yang mahal tidak selinear dengan pendapatan orang tua yang banyak dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti sembako yang juga harganya kian melambung.

3. Persaingan ketat

Permintaan dari perusahaan kian menyusut setiap tahunnya, tetapi lulusan dari universitas jumlahnya melebihi kuota. Lapangan pekerjaan yang semakin menyempit menjadikan persaingan semakin ketat. Karena alasan perusahaan tidak melaksanakan rekrutmen dengan jumlah yang banyak adalah karena krisis ekonomi, sehingga mendorong untuk memotong biaya termasuk pemotongan jumlah karyawan atau menghentikan rekrutmen. Selain itu, tantangan fresh graduate bukan hanya dari kalangan yang sama, melainkan juga karyawan yang diberhentikan. Sebuah keniscayaan jika persaingan akan semakin ketat karena setiap individu akhirnya akan beradu skill untuk bisa dipilih oleh industri.

4. Teknologi yang semakin maju

Sudah sering kita dengar perihal ketakutan atas lapangan pekerjaan generasi Z akan tergantikan oleh AI atau Artificial Intellegence. Perkembangan teknologi akhir-akhir ini memang mempengaruhi banyak sektor industri dan berhasil menjadikan proses bisnis lebih efektif, baik secara finansial maupun waktu. Akan tetapi perkembangan ini juga berdampak pada kebutuhan perusahaan terhadap sumber daya manusia karena tergantikan oleh mesin atau program yang hanya memerlukan beberapa pekerja manusia untuk mengoperasikan.

 

Baca juga: Jangan Sampai Menjadi Salah Satunya! Ini Solusi Atasi Gen Z Menganggur

 

Sungguh banyak tantangan yang akan dihadapi oleh generasi Z saat lulus dari dunia pendidikan. Akan tetapi kamu perlu terus mengikuti perkembangan yang terjadi, khususnya yang menyangkut generasi kamu agar dapat sadar dan mengaktivasi kewaspadaan. Jika kamu telah sadar dan waspada, langkah selanjutnya adalah memikirkan cara pencegahan sedini mungkin untuk dapat terbebas dari kekhawatiran yang kamu alami. Kampusinovatif.id menyediakan banyak kelas pelatihan untuk upgrading skill kamu dengan harga yang terjangkau bagi mahasiswa. Selain itu kamu juga bisa menemukan informasi dan tips seputar kemahasiswan. Cek selengkapnya di situs dan media sosial Kampusinovatif.id.


Penulis: Sarah Penyunting: Francois Rynasher Mamarimbing

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Artikel Terkait

Empowering Gen Z : Strategi dan Inisiatif untuk Meningkatkan Kesehatan Mental
Gen Z : Sebagai Pembawa Perubahan Kesehatan Mental
Perjuangan Generasi Z Memimpin Perubahan dalam Kesadaran Kesehatan Mental
Mampukah Gen-Z Mengubah Masa Depan Kesehatan Mental?
Kabar Gembira! Pembatalan Kenaikan Biaya UKT oleh Kemendikbudristek
YES 2024: Mendorong Inovasi Pendidikan Digital dengan Entry Level Assessment (ELA)