Mental Health: Gen Z Mentalnya Harus Tetap Waras?
Belakangan ini ramai dibincangkan mengenai isu mental health, Gen Z menjadi sasaran empuk dari isu ini. Kesehatan mental atau yang sering kita sebut mental health merupakan kesehatan yang berkaitan dengan kondisi emosi, kejiwaan, dan psikis seseorang. Banyak faktor yang mendasari gangguan kesehatan mental ini. Lantas apakah seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental ini adalah orang yang punya sakit kejiwaan?
Perlu sobat ketahui, ternyata gangguan mental sama dengan gangguan jiwa. Pada dasarnya gangguan jiwa dapat terjadi ketika gangguan mental yang dialami tidak diatasi dengan baik sehingga kondisi kesehatan mental semakin memburuk. Gangguan mental diawali dengan munculnya rasa khawatir dan ketakutan secara terus menerus. Kondisi ini bisa terjadi kepada siapa saja, terutama bagi wanita di atas usia 30 tahun. Gangguan mental juga berhubungan dengan suasana hati, terkadang seseorang bisa mengalami kebahagian atau kesedihan berlebih di luar batas normal. Sebenarnya, mood swing seperti ini sering dialami banyak orang. Namun bila dibiarkan saja dapat sangat mengganggu aktivitas, hingga menyakiti diri sendiri dan orang lain. Jadi, tidak salah jika Gen Z juga mengalami gangguan kesehatan mental!.
Menurut 8 dari 10 orang seseorang rentan terkena gangguan kesehatan mental dikarenakan terlalu cemas dengan hari esok. Mereka selalu terdoktrin kalau ga sukses gimana ya? Bisa membahagiakan orang tua ga ya? Kalau gagal gimana ya? Tidak sedikit yang beropini bahwa mental remaja saat ini lemah, tidak berani mencoba hal baru, dan selalu takut gagal. Akankah Gen Z harus selalu menjadi Agent of Change dalam Mental Health?
Memang, salah satu peran Gen Z adalah sebagai Agent of Change. Tidak dapat dipungkiri Gen Z juga perlu support dari orang orang sekitar untuk melaksanakan peran tersebut. Gangguan kesehatan mental bisa datang kapan saja dan kita tidak dapat mengira ngira kapan hal tersebut datang. Ibaratnya “Datang tak dijemput, pulang tak diantar”. Sebagai Agent of Change Gen Z harus pintar dalam mengelola emosi, pikiran, dan suasana hati. Sesama Gen Z juga harus saling merangkul untuk menguatkan satu sama lain. Dengan begitu, Gen Z dapat mengurangi masalah kesehatan mental ini. Namun, solusi apa yang sepatutnya Gen Z lakukan untuk mengurangi masalah ini?
1. Bergerak Menjadi Inisiator
Sebagai Agent of Change Gen Z harus mampu memiliki inisiatif yang tinggi ke lingkungan sekitar. Gen Z haruslah lebih peka dengan apa yang terjadi. Jika ditemukan kerabat ataupun teman dekat yang murung, lesu, dan khawatir Gen Z haruslah berinisiatif untuk mempertanyakan apa yang terjadi dan mampu menghibur.
2. Mampu Menjadi Pendengar yang Baik
Semua orang sebenarnya hanya perlu didengar bukan? Gen Z haruslah bersedia mendengarkan keluh kesah mereka yang sedang dilanda masalah. Memang, kadang kala kita tidak bisa memberikan solusi, tetapi hanya dengan kita mendengarkan secara baik cerita mereka kita bisa meringankan masalah mereka
3. Menjadi Garda Terdepan Bagi ‘Mereka’
Bukankah semua orang perlu support? Gen Z haruslah memberikan dorongan kepada mereka yang sedang dilanda gangguan kesehatan mental. Dengan dukungan dan kasih sayang orang orang terdekat semua itu bisa ada solusinya.
Mari berikan dukungan satu sama lain kepada ‘Mereka’. Dengarkan ceritanya, berikan support, dan berikan kasih sayang terbaik kita. Mari menjadi Gen Z yang berdampak bagi sekitar.
Penyunting: Sarah