Problem solving atau pemecahan masalah merupakan kemampuan seseorang menemukan solusi yang paling tepat untuk masalah yang sedang dihadapi. Pada saat ini, kemampuan problem solving menjadi suatu soft skill yang wajib dipunya oleh setiap individu, khususnya individu produktif seperti kamu. Dalam proses pencarian solusi, kemampuan yang diperlukan dapat berbagai macam tergantung dengan kompleksitas masalah terkait, layaknya kemampuan berpikir kritis atau berpikir kreatif. Lalu apa saja tahapan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah dengan pengambilan keputusan yang tepat? Artikel ini akan mencoba mengupas langkah tersebut menurut teori McKinsey, simak penjelasannya di bawah!
Baca juga: Rahasia Kunci: Memahami Strategi Penting Untuk Lolos Publikasi di Jurnal Sinta
Problem Solving Framework McKinsey
1. Identifikasi masalah
Proses ini merupakan proses yang paling penting dalam langkah mencari solusi. Karena dengan memahami masalah secara mendalam, kamu dapat menjadikan pemahaman itu sebagai panduan untuk memastikan bahwa hal tersebut merupakan masalah yang patut diselesaikan. Dalam keseharian, kita sering menemui masalah yang sama dengan waktu yang berbeda. Jika kamu memahami dengan baik dan menemukan masalah yang serupa di masa depan, kamu dapat mengulangi atau memodifikasi strategi yang kamu telah lakukan di masa lalu untuk dapat menghemat proses problem solving. Tips dalam memproses langkah ini adalah dengan menyusun pertanyaan. Kamu harus mengurai masalah dalam bentuk pertanyaan agar nantinya bisa mencari jawaban sebagai solusi. Dalam penyusunan ini kamu harus mengerti terlebih dahulu mengenai sebab dari masalah. Kamu dapat menggunakan skema 5W 1H dengan rinciannya adalah What (apa masalahnya?), Who (siapa yang memiliki masalah?), Where (dimana terjadinya masalah?), When (kapan terjadinya masalah?), Why (kenapa hal ini menjadi masalah?), How (bagaimana masalah ini berdampak?). Selain itu, kamu juga dapat menambahkan apa saja faktor yang mempengaruhi munculnya masalah.
2. Evaluasi solusi yang memungkinkan
Dalam langkah ini penting kamu menemukan dan menciptakan solusi sebanyak mungkin sebelum menganalisis atau menocba menerapkan. Ada banyak metode untuk mencari solusi beberapa diantaranya adalah dengan Brain Writing atau Mind Mapping. Setelah kamu menemukan banyak opsi solusi, kamu dapat membuat tabel untuk menuliskan apa saja pro dan kontra dari setiap solusi yang telah kamu tentukan. Dari tabel pro dan kontra tersebut kamu dapat memilih solusi yang terbaik berdasarkan nilai pro yang lebih banyak dan kontra yang lebih sedikit. Setelah memilih solusi tersebut kamu dapat melengkapinya dengan alasan mengapa kamu memutuskan untuk menggunakan solusi tersebut.
3. Merencanakan langkah selanjutnya
Setelah memilih solusi terbaik versi kamu, langkah selanjutnya adalah untuk mencoba menerapkannya. Langkah ini meliputi mengidentifikasi tugas, sumber daya serta mengevaluasi kembali solusi dan mengadaptasinya apabila diperlukan. Identifikasi tugas adalah proses kamu merinci aksi dalam upaya memecahkan masalah, kemudian untuk sumber daya kamu dapat membuat list mengenai waktu, penanggungjawab, peralatan, uang dan informasi. Untuk mempermudah proses implementasi, kamu dapat membuat tabel dengan kolom langkah-langkah, penanggungjawab dan timeline. Dengan begini, kamu secara konkrit dapat mengetahui apa yang harus kamu lakukan untuk mencapai tujuan, tidak lagi hanya abstrak berupa ide dalam kepala.
Baca juga: University War: Suntikan Motivasi Belajar Buat Mahasiswa
Manfaat Problem Solving
Diluar menggunakan metode McKinsey atau tidak, problem solving memiliki banyak manfaat untuk kamu. Berikut adalah diantaranya:
1. Meningkatkan skill Decision-Making
Dengan menerapkan problem solving, kamu dapat membiasakan dirimu untuk mempertimbangkan dan memutuskan solusi mana yang paling tepat untuk masalah yang kamu hadapi. Skill ini akan berguna di kehidupan sehari-hari, baik untuk masalah yang kecil ataupun besar.
2. Menumbuhkan kreativitas
Dalam proses pembuatan solusi, kamu akan melewati proses berpikir kreatif untuk dapat menemukan solusi yang paling efektif. Kamu akan lebih terbuka pada ide-ide yang tidak pernah kamu pikir sebelumnya.
3. Menumbuhkan rasa percaya diri
Setiap kamu telah melewati masalah, rasa percaya dirimu akan semakin bertumbuh karena telah berhasil memecahkan masalah tersebut. Untuk kedepannya, kamu akan merasa percaya diri untuk menghadapi masalah serupa atau bahkan yang lebih besar skalanya!
Gimana? Menarik banget kan tips dari McKinsey ini? Kalau kamu mau tau lebih banyak tips bermanfaat yang dapat mengembangkan dirimu sebagai mahasiswa, kamu bisa mengakses banyak konten seputar mahasiswa di media sosial atau situs Kampusinovatif.id! Tunggu apa lagi? Cek sekarang untuk tau informasi terbaru tentang dunia perkuliahan!
Penulis: Sarah Penyunting: Dwita