Diterbitkan 12 Jun 2024

Kasus Pelecehan dan Kekerasan Seksual Merambat, Darurat Perhatian Masyarakat

Artikel ini membahas terkait kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang saat ini tengah marak terjadi. Namun, masalah ini tidak kunjung dapat terselesaikan dan semakin melahap korban. Oleh karena itu, generasi muda harus mengambil langkah cepat untuk membantu mengatasi.

Pengembangan Diri

Audrey Abigail

Kunjungi Profile
727x
Bagikan

Pada akhirnya, semua orang hanya sibuk mengurus dirinya sendiri. Kepentingan dirinya. Untung rugi. Uang. Popularitas. Tapi hanya yang tetap peduli, saling menasehati, yang benar-benar beruntung.” - Tere Liye

 

Kalimat ini merupakan sebuah ucapan yang pernah disampaikan oleh sang maestro sastra asal Indonesia, Tere Liye. Tuturan yang disampaikan oleh beliau cukup membekas bagi saya. Membuat saya kembali menerawang lembaran kejadian yang terjadi dalam beberapa waktu belakang. Media tengah marak mengangkat berita yang diisi oleh berbagai fenomena meresahkan. Salah satunya terkait pelecehan dan kekerasan seksual yang didasari atas kepentingan serta kepuasan diri sendiri. 

 

Fenomena pelecehan dan kekerasan seksual memang sudah tidak asing di telinga. Hal ini bukanlah suatu hal yang baru terjadi di Indonesia. Naasnya, kejadian ini tidak kunjung tuntas hingga saat ini. Berdasarkan data yang dicatat oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, jumlah kasus kekerasan per tahun 2024 sejauh ini sudah sebesar 9.474 kasus. Korban didominasi oleh kaum perempuan yang berjumlah 8.264 dengan usia rata-rata 13-17 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok usia yang menjadi korban dalam kasus ini adalah Generasi Zilenial atau Gen Z. 

 

Bukan hanya di Indonesia, kasus kekerasan dan pelecehan seksual juga menjadi sebuah isu yang menyita perhatian dunia. 19 Mei 2024, BBC merilis sebuah dokumenter yang menggemparkan. Sebuah video dokumenter yang mengupas tentang skandal besar Korea Selatan di tahun 2019, yaitu “Burning Sun." Meski membahas banyak kasus di dalamnya, tetapi deretan kasus pelecehan dan kekerasan seksual pada wanita menjadi salah satu fokus utama. Dokumenter ini berhasil menyita perhatian karena telah membuka wawasan publik akan deretan kejadian tak kasat mata dan di luar nalar. Tentang bagaimana kumpulan public figure mampu melakukan hal keji terhadap wanita hanya demi memenuhi kepuasan diri, uang, dan popularitas.

 

Kejadian berupa pelecehan dan kekerasan seksual ini mampu memberi dampak pada fisik maupun psikologis korban. Psikologis seseorang yang menjadi korban perilaku ini patut diperhatikan. Dikutip dari jurnal karya Bestari, ia menyimpulkan beberapa gangguan psikologis yang dialami oleh korban. Contohnya, seperti gangguan emosional, pola pikir, tindakan, serta tekanan sosial. Hal ini disebabkan oleh adanya efek pasca trauma yang dialami oleh sang korban.
 

Sebagai generasi yang akan menjadi pilar untuk dunia dan negara, Gen Z sudah sepatutnya bertindak atas fenomena ini. Terutama mahasiswa yang memiliki peran sebagai Agent of Change. Generasi muda saat ini memiliki berbagai hal yang dapat membantu dalam menyuarakan serta menindak hal ini. Hal yang paling sederhana adalah dengan memberikan respons penolakan keras melalui unggahan pribadi ataupun mengikuti kampanye terkait keadilan pelecehan dan kekerasan seksual di media sosial. Melalui tindakan ini, generasi muda mampu meningkatkan kesadaran masyarakat atas masalah serta membantu para korban untuk memenangkan keadilan. Harapannya, langkah yang diberikan mampu membuahkan penyelesaian atas kasus ini. 

 

Menjadi seorang korban atas perlakuan tak senonoh ini tidaklah mudah. Berbagai kilas balik memori pahit bak banjir bandang menghantui isi pikiran bahkan setelah kejadian mereda. Sudah menjadi kewajiban generasi muda untuk peka dan mulai menentukan langkah cepat demi membantu para korban mengarungi gelombang bersama. Sebab, permasalahan ini bukan hanya tanggung jawab para korban untuk memulihkan lukanya, tetapi tanggungan bersama untuk menuntaskan hingga ke akar.

 

Layaknya ucapan Tere Liye, manusia harus saling tetap peduli. Bentuk kepedulian yang dapat dilakukan generasi muda adalah dengan menyuarakan tentangan keras dan penyelesaian secara tuntas atas kasus ini. Gen Z adalah pilar untuk masa depan umat manusia, maka sudah menjadi kewajiban generasi ini untuk mulai berkontribusi dalam menuntaskan kontroversi kasus pelanggaran seksual selangkah demi selangkah dimulai dari hari ini. 


Penyunting: Franco Rynasher

 

1

0

Komentar (1)

Somaery Citra

Jun 17, 2024

Artikel yang sangat baik kak!

Artikel Terkait

REVITALISASI KESEHATAN MENTAL: GENERASI Z SEBAGAI AGENTS OF CHANGE
Optimize Gen Z Power! #LoveYourself to Overcome Mental Problems
2 min
Wajib Tau! Gen Z Memiliki Potensi sebagai Agent of Change di Bidang Kesehatan Mental

Siti Ayu Patimah

17 Mei 2024
3 min
Generasi Z: Memimpin Perubahan dalam Mengatasi Stigma Kesehatan Mental di Indonesia

Muhammad Helmi

12 Juni 2024
5 min
Generasi Z dan Perjuangannya Menuju Kesehatan Mental yang Lebih Baik untuk Semua

dedi efendi

21 Mei 2024
4 min
Kenali Lebih Dalam Tentang "Business Model Canvas"

Event

25 Oktober 2024
4 min