Diterbitkan 15 Mei 2024

Jangan Remehkan Generasi Z! Pemimpin Baru dalam Perjuangan Kesehatan Mental

Menjelajahi peran penting Generasi Z dalam perjuangan untuk kesehatan mental. PAKDE (Pendidikan, Akses, Kreativitas, Dukungan, dan Edukasi) merupakan salah satu inisiatif dan gerakan yang dilakukan oleh Generasi Z sebagai pilar penting dalam perjuangan kesehatan mental global.

Cerita Mahasiswa

irvani dwi prasanti

Kunjungi Profile
618x
Bagikan

Siapakah Gen Z:Memahami Identitas dan Kekuatan Masa Depan

Generasi Z, yang juga dikenal sebagai Gen Z, adalah kelompok demografis yang lahir sekitar pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka adalah generasi yang tumbuh di tengah-tengah kemajuan teknologi yang pesat dan perubahan sosial yang signifikan. Namun, siapakah sebenarnya Generasi Z? Apa yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya, dan bagaimana pandangan dunia mereka membentuk masa depan?

Menurut studi yang dilakukan oleh McKinsey (2018), perilaku Gen Z dapat dikelompokkan ke dalam empat komponen besar yang berlandas pada satu fondasi yang kuat bahwa Gen Z adalah generasi yang mencari akan suatu kebenaran. Berikut adalah empat komponen utama yang diidentifikasi:

  1. Pencarian Makna: Generasi Z cenderung mencari makna dan tujuan yang lebih dalam dalam segala hal yang mereka lakukan. Mereka tertarik pada pekerjaan dan aktivitas yang memberikan rasa kepuasan dan merasa bahwa mereka berkontribusi pada sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri.
  2. Keterlibatan Aktif: Generasi Z tidak puas hanya menjadi penonton. Mereka ingin terlibat secara aktif dalam perubahan dan memiliki pengaruh pada dunia di sekitar mereka. Mereka seringkali aktif dalam kegiatan sosial, advokasi, dan gerakan politik.
  3. Keterbukaan terhadap Diversitas: Generasi Z memiliki toleransi yang tinggi terhadap keragaman budaya, gender, ras, dan latar belakang lainnya. Mereka memperjuangkan inklusivitas dan kesetaraan hak untuk semua individu, dan mereka cenderung mencari informasi dari berbagai sumber untuk mendapatkan sudut pandang yang beragam.
  4. Kepercayaan pada Autentisitas: Generasi Z cenderung menilai keaslian dan kejujuran sebagai nilai yang sangat penting. Mereka lebih memilih merek atau individu yang jujur dan autentik dalam komunikasi dan tindakan mereka.

 

(Foto: Kompasiana)


Permasalahan Mental Health di Indonesia

Permasalahan kesehatan mental di Indonesia merupakan tantangan serius yang mempengaruhi kesejahteraan dan produktivitas masyarakat secara luas. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. Selain itu berdasarkan Sistem Registrasi Sampel yang dilakukan Badan Litbangkes tahun 2016, diperoleh data bunuh diri per tahun sebanyak 1.800 orang atau setiap hari ada 5 orang melakukan bunuh diri, serta 47,7% korban bunuh diri adalah pada usia 10-39 tahun yang merupakan usia anak remaja dan usia produktif. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Dr.Celestinus Eigya Munthe menjelaskan masalah kesehatan jiwa di Indonesia terkait dengan masalah tingginya prevalensi orang dengan gangguan jiwa. Untuk saat ini Indonesia memiliki prevalensi orang dengan gangguan jiwa sekitar 1 dari 5 penduduk, artinya sekitar 20% populasi di Indonesia itu mempunyai potensi-potensi masalah gangguan jiwa.

Beberapa permasalahan yang dihadapi Indonesia dalam hal kesehatan mental antara lain:

  1. Stigma dan Diskriminasi: Masih terdapat stigma yang kuat terhadap gangguan kesehatan mental di masyarakat Indonesia. Banyak orang yang menganggap gangguan mental sebagai hal yang memalukan atau bahkan sebagai tanda lemahnya karakter seseorang. Akibatnya, banyak yang enggan mencari bantuan atau berbicara terbuka tentang masalah kesehatan mental yang mereka alami.
  2. Keterbatasan Akses Terhadap Layanan Kesehatan Mental: Akses terhadap layanan kesehatan mental masih terbatas di banyak daerah di Indonesia. Fasilitas kesehatan mental yang memadai masih terbatas, terutama di daerah pedesaan. Selain itu, biaya pengobatan dan terapi yang tinggi juga menjadi hambatan bagi banyak orang yang membutuhkan bantuan.
  3. Kurangnya Pengetahuan dan Pendidikan Tentang Kesehatan Mental: Pengetahuan tentang kesehatan mental masih kurang di kalangan masyarakat umum maupun tenaga kesehatan. Banyak orang tidak memahami gejala-gejala gangguan kesehatan mental dan tidak menyadari bahwa bantuan tersedia untuk mereka. Kurangnya pendidikan tentang kesehatan mental juga membuat sulitnya mendeteksi dan mengatasi masalah kesehatan mental secara dini.
  4. Tingginya Tingkat Stres di Masyarakat: Tekanan hidup yang tinggi, termasuk tekanan ekonomi, sosial, dan pekerjaan, dapat menyebabkan peningkatan tingkat stres di masyarakat. Stres kronis dapat menjadi faktor risiko untuk gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.

Untuk mengatasi permasalahan kesehatan mental di Indonesia, diperlukan upaya yang komprehensif dari pemerintah, masyarakat, dan sektor kesehatan. Ini termasuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan mental yang terjangkau dan berkualitas, mengurangi stigma terhadap gangguan kesehatan mental melalui pendidikan dan advokasi, serta meningkatkan pemahaman tentang kesehatan mental di kalangan masyarakat umum dan tenaga kesehatan. Dengan upaya bersama, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi individu yang mengalami masalah kesehatan mental di Indonesia.

Solusi yang Ditawarkan Gen Z sebagai Agen Perubahan

Dengan Generasi Z sebagai agen perubahan, ada beberapa solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasi permasalahan kesehatan mental. PAKDE (Pendidikan, Akses, Kreativitas, Dukungan, dan Edukasi) adalah solusi yang dapat diusulkan:

  1. Pendidikan Kesehatan Mental: Generasi Z dapat memperjuangkan inklusi pendidikan kesehatan mental dalam kurikulum sekolah. Mereka dapat mempromosikan kesadaran tentang kesehatan mental di kalangan sesama siswa dan mendorong pendekatan yang holistik terhadap kesehatan mental.
  2. Kampanye Anti-Stigma: Generasi Z dapat memimpin kampanye anti-stigma untuk mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap individu yang mengalami gangguan kesehatan mental. Mereka dapat menggunakan media sosial dan platform digital lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan empati terhadap masalah kesehatan mental.
  3. Akses Terhadap Layanan Kesehatan Mental: Generasi Z dapat memperjuangkan akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan mental, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi atau kurang mampu. Mereka dapat mempromosikan layanan kesehatan mental yang terjangkau dan mudah diakses melalui kampanye online dan offline.
  4. Pendukung Sebaya (Peer Support): Generasi Z dapat membentuk kelompok pendukung sebaya untuk memberikan dukungan emosional dan praktis bagi individu yang mengalami masalah kesehatan mental. Mereka dapat menciptakan ruang aman di mana orang dapat berbagi pengalaman dan mencari dukungan dari sesama.
  5. Promosi Kesehatan Mental di Media Sosial: Generasi Z memiliki pengaruh yang besar di media sosial, dan mereka dapat memanfaatkannya untuk mempromosikan kesehatan mental dan kesejahteraan secara luas. Mereka dapat berbagi informasi, sumber daya, dan cerita inspiratif untuk menginspirasi dan memberikan dukungan kepada orang lain.
  6. Kreativitas dalam Penyuluhan: Generasi Z dapat menggunakan kreativitas mereka untuk menciptakan konten edukatif yang menarik dan mudah dipahami tentang kesehatan mental. Mereka dapat menggunakan seni, musik, dan media digital lainnya untuk menyampaikan pesan-pesan penting tentang pentingnya kesehatan mental.

Dengan peran aktif Generasi Z dalam mempromosikan kesehatan mental, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi individu yang mengalami masalah kesehatan mental. Melalui kolaborasi dan komitmen bersama, Generasi Z dapat menjadi kekuatan positif dalam perubahan sosial yang menguntungkan masyarakat secara luas.


Oleh: Irvani Dwi Prasanti

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Artikel Terkait

Pionir Penyebaran isi Kesehatan Mental pada Media Sosial

NORKHALISA

14 Mei 2024
1 min
Kenali Asupan yang Tepat untuk Kesehatan Mental
Quarter Life Crisis sebagai Krisis Era Digital Mahasiswa
Menyelami Pikiran Bunuh Diri dalam Kalangan Generasi Z dan Apa Solusinya

Muhammad Ilman

14 Mei 2024
2 min
Yuk, Cari Tahu Perbedaan Jurusan Matematika dan Pendidikan Matematika!
2 min
Satu Hari Lagi: Pengumuman UTBK SNBT 2024! Cek Di mana?
3 min