Diterbitkan 27 Mei 2024

Gen Z : Sebagai Pembawa Perubahan Kesehatan Mental

Menyoroti fakta bahwa stigma negatif seputar kesehatan mental masih banyak terjadi.Gen Z sangat peduli dengan masalah kesehatan mental di era teknologi modern. Peran Gen Z dalam pengembangan kesehatan mental positif dibahas dalam artikel ini.

Berita

Elda Heldiani

Kunjungi Profile
1136x
Bagikan
Ilustrasi mental health by canva @reallygreatsite

GEN Z : SEBAGAI PEMBAWA PERUBAHAN KESEHATAN MENTAL 

Menurut Prof. Dr. Abdul Azis El-Quussy (1977), kesehatan mental adalah keserasian yang sempurna atau integrasi antara fungsi-fungsi jiwa yang bermacam-macam, disertai kemampuan untuk menghindari kegoncangan-kegoncangan jiwa yang ringan, yang biasa terjadi pada orang di samping secara positif, dapat merasakan kebahagiaan dan kemampuan. Lain halnya pendapat dari Zakiah Daradjat (1983), ia menuturkan kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat, dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan-gangguan penyakit jiwa. Kesehatan mental menjadi isu yang kian penting di era modern, generasi  Z  telah berperan penting   dalam   mengurangi  stigma   terhadap   kesehatan mental. Mereka menggunakan berbagai cara,  salah satunya adalah melalui komunikasi interpersonal.  Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar seorang komunikator dengan seorang komunikan. Jenis komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis. 

Generasi  Z cenderung  lebih  terbuka dalam berbicara tentang  masalah  kesehatan mental,  baik  itu  di platform   media   sosial,  kelompok   teman,   atau  bahkan   secara langsung dengan keluarga. Stigma dan akses layanan yang terbatas masih menjadi hambatan bagi banyak orang untuk mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan. Dalam konteks ini, Gen Z menunjukkan peran penting sebagai agen perubahan. Dean C. Barnlund (1968) mengemukakan, komunikasi antarpribadi selalu dihubungkan dengan pertemuan antar dua, tiga atau mungkin empat orang yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur. Rogers dalam Depari (1988) mengemukakan pula, komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Tan (1981) mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua atau lebih orang (Mulyana 2008).

Peran Gen Z dalam Meningkatkan Kesadaran Kesehatan Mental

Gen Z terlahir di era digital, dimana teknologi informasi dan komunikasi menjadi bagian integral dari kehidupan sehari har. Generasi yang tumbuh ditengah kemunculan internet, smartphone, dan media sosial yang semakin dominan sehingga mereka tidak hanya menggunakan teknologi sebagai alat komunikasi tetapi juga sebagai sarana untuk mengekspresikan diri, mencari informasi, dan membangun karir. Gen Z lebih terbuka dalam membicarakan kesehatan mental dan tidak malu untuk mencari bantuan. Saat manusia menjalin KAP dengan individu lain, maka saat itulah relationship muncul. 

Generasi Z juga menghadapi berbagai tantangan sosial dalam era digital. Penggunaan yang berlebihan dan tidak sehat dari media sosial telah dikaitkan  dengan  peningkatan masalah  kesehatan  mental seperti  kecemasan,  depresi, dan ketidakpercayaan  diri.  Di sisi  lain,  media sosial  juga  menjadi alat  bagi  mereka untuk memobilisasi perubahan sosial dan politik melalui aktivisme online. Namun, mereka juga dihadapkan pada  risiko disinformasi  dan polarisasi  yang  dapat mengaburkan  pemahaman mereka tentang isu-isu kompleks. Selain itu, tekanan konformitas dari standar yang ditetapkan oleh media sosial dan budaya daring seringkali menghasilkan kecemasan dan perasaan tidak mencukupi di kalangan Generasi Z

Media sosial telah menjadi platform utama bagi Gen Z untuk menyebarkan informasi dan mengadvokasi masalah kesehatan mental. Gen Z telah meluncurkan berbagai kampanye dan gerakan online untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental dan memerangi stigma. Contohnya adalah gerakan #BellLetsTalk di Kanada dan #MentalHealthAwarenessWeek di Amerika Serikat.

Sebelum internet hadir, manusia sebagai makhluk sosial menuangkan perasaannya melalui buku jurnal atau diary . Setelah adanya internet, situasi personal-sosial ini mengalami perubahan. Manusia, terutama Gen Z, memanfaatkan wadah yang disediakan oleh internet seperti blog dan media sosial. Dua wadah blog besar, yaitu Blogger dan WordPress, masing-masing lahir pada tahun 1999 dan 2003 (“History of Blogging,” 2018). Saat ini juga tengah populer di kalangan Gen Z wadah blog lainnya yaitu Medium, yang lahir pada tahun 2012 (“History of Blogging,” 2018). Selain itu, terdapat berbagai wadah media sosial yang juga menjadi sarana bagi Gen Z untuk menuangkan perasaan. Mulai dari Facebook yang lahir pada tahun 2004, Youtube pada tahun 2005, Twitter pada tahun 2006, Instagram pada tahun 2010, Snapchat pada tahun 2011, hingga TikTok pada tahun 2016 (“The Evolution of…”, tt; Hosch, 2023; Ortiz-Ospina, 2019).

Gen Z juga aktif dalam menciptakan konten kreatif yang mengangkat isu kesehatan mental. Video YouTube, podcast, dan artikel blog menjadi media yang digunakan untuk berbagi pengalaman pribadi, informasi tentang berbagai kondisi kesehatan mental, dan tips untuk menjaga kesehatan mental. Terdapat pula situs yang secara khusus mengulas berbagai hal mengenai perjuangan kesehatan mental seperti artikel blog, forum, dan konseling. Beberapa situs tersebut di antaranya mind.org.uk, theighty.com, dan Calmsage.com. Meskipun seluruh kampanye dan situs tersebut tidak selalu dibuat oleh bagian dari Gen Z, namun kehadiran mereka membantu memberikan dorongan kepada Gen Z untuk terus terbuka mengenai kesehatan mental termasuk dalam akun media sosial pribadinya.

Peran Gen Z dalam Membuka Akses Layanan Kesehatan Mental

Gen Z tidak hanya aktif dalam meningkatkan kesadaran, tetapi juga berperan dalam membuka akses terhadap layanan kesehatan mental. Di era digital, teknologi telemedicine dan aplikasi kesehatan mental menjadi solusi yang mudah diakses dan terjangkau bagi banyak orang. Gen Z memanfaatkan teknologi ini untuk membantu mereka dan orang lain mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.

Gen Z juga aktif dalam mendirikan organisasi dan komunitas yang fokus pada kesehatan mental. Organisasi-organisasi ini menyediakan berbagai layanan seperti konseling, support group, dan edukasi tentang kesehatan mental.

Tantangan dan Harapan

Meskipun Gen Z menunjukkan peran penting dalam membawa perubahan positif bagi kesehatan mental, masih banyak tantangan yang dihadapi. Stigma terkait kesehatan mental masih eksis dan menjadi hambatan bagi banyak orang untuk mencari bantuan. Akses terhadap layanan kesehatan mental yang berkualitas dan terjangkau juga masih terbatas, terutama di negara-negara berkembang.

Meskipun demikian, peran Gen Z sebagai agen perubahan untuk kesehatan mental membawa harapan baru. Dengan keterbukaan, kreativitas, dan pemanfaatan teknologi, Gen Z memiliki potensi untuk membangun masa depan yang lebih sehat dan peduli terhadap kesehatan mental.

Gen Z menunjukkan peran penting sebagai agen perubahan dalam meningkatkan kesadaran dan membuka akses terhadap layanan kesehatan mental. Dengan keterbukaan, kreativitas, dan pemanfaatan teknologi. Gen Z memberikan kontribusi dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kesehatan mental di masyarakat luas. Mendorong lebih banyak orang untuk mencari bantuan profesional dan terbuka mengenai perjuangan mereka. Mendorong perubahan kebijakan dan program yang lebih mendukung kesehatan mental, terutama bagi generasi muda. Gen Z memiliki potensi untuk membangun masa depan yang lebih sehat dan peduli terhadap kesehatan mental.

 


Penyunting: Sarah

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Artikel Terkait

Kabar Gembira! Pembatalan Kenaikan Biaya UKT oleh Kemendikbudristek
3 min
Perjuangan Generasi Z Memimpin Perubahan dalam Kesadaran Kesehatan Mental

Nuru

22 Juni 2024
1 min
Empowering Gen Z : Strategi dan Inisiatif untuk Meningkatkan Kesehatan Mental

Susanda Febriani

17 Mei 2024
10 min
10 Juta Gen Z Menganggur! Kok Bisa?
3 min
Lagi Bingung Nyari Platform Ticketing Buat Event Kamu? Ini Jawabannya!

update

20 September 2024
1 min
YES 2024: Mendorong Inovasi Pendidikan Digital dengan Entry Level Assessment (ELA)
3 min